Ibu sering bilang bahwa saya bukan satu-satunya ibu bekerja di dunia ini. Ini selalu diutarakan ibu ketika saya udah mulai kurang semangat kerja dan pengen full sama Naura di rumah. Saya harus realitis. Keputusan ini belum bisa saya ambil sekarang. Saya masih dalam proses untuk bisa kesana (menjadi IRT).
Ini baru hari kelima saya bekerja. Dan saya masih kelimpungan bagi waktu yang baik dan efisien. Beruntung masih ada Ibu yang mau stay sementara di rumah. Karena kondisi ini tidak selamanya maka saya harus pinter-pinter bagi waktu saat nanti Ibu uda pulang. Saya harus bangun pagi buat pumping. Jadi sebelum kerja saya masih sempat beberes, sarapan dan nenenin Naura. Kenyataannya, saya belum bisa bangun sebelum jam 4. Ngantuuuk dan berattt. Aaah saya masih aja malas.. #cambukdirisendiri
Ketika saya merasa capek harus urus rumah plus kerja. Saya bukan satu-satunya.
Ketika saya terkantuk-kantuk di malam hari untuk ganti popok dan menyusui. Saya bukan satu-satunya.
Ketika saya harus memompa ASI di dini hari. Saya bukan satu-satunya.
Ketika saya harus menimang-nimang ditengah rasa lelah saya sepulang kerja. Saya bukan satu-satunya.
Ketika saya tersenyum melihat mata anak saya tertawa. Saya bukan satu-satunya.
Ketika saya merasa tenang ketika dia dalam dekapan saya. Saya bukan satu-satunya.
Ketika saya terharu melihatnya tumbuh. Saya bukan satu-satunya.
Ketika saya merasa damai melihatnya tidur lelap. Saya bukan satu-satunya.
Jadi, semua ini pada intinya adalah perjuangan saya untuk kebahagiaan saya sendiri ^^.
Salut sama mommies di luar sana yang tetep kerja dan bisa urus rumah tangga secara optimal. Hebaaaattt.
Ibu saya pesan: "Inget Nduk, harus ikhlas. Ganjarannya surga. Inshaa Allah". Aamiin Ya Allah..
Semoga saya selalu bisa berusaha jadi ibu dan istri yang jauuuuuh lebih baik dan lebih sholehah dari sekarang. Demi keluarga kecil ini dan tentu saja, demi ridho Allah SWT.
A mother is a job which the heaven is the reward. I mean it.
No comments:
Post a Comment