Thursday 28 January 2016

Another Weekend Escape at Bandung

Weekend kemarin ada acara Family Gathering kantor Ayah. Dan kita jalan-jalan ke Dusun Bambu Bandung. Yeaaaaay..

Berangkat pagi dan jam 07.05 uda masuk tol Jagorawi. Pagi itu hujan gerimis. Suasana mendukung buat bobo-boco cantik sebenarnya. Jalanan super sepi. Naura tidur lelap.

Thanks to Gmaps, kita sampe ke Dusun Bambu jam 10.00 melewati jalan setapak kecil dan lumayan berliku. Di jalanan sempat ngiler ngeliat jualan jajanan bandung mulai dari Bakso Cuanki, Cakuwe sampe Lumpia Basah. Pagi-pagi begitu liat ada yang anget-anget berasa pengen mampir sebentar. Andai Naura uda bangun pasti saya duduk manis di kedai-kedai itu. Suasananya super sejuuuk. Cerah tapi engga panas. Jadi  klo ajak anak kecil kesini saran saya pake baju panjang tapi dari bahan yang nyaman ya.

Habis dari tempat parkir kita langsung ke pintu masuk. Uang parkir mobil 15rb. Tiket/orang 15rb untuk diatas 2thn. Setelahnya, kita menggunakan shuttle car yang unyu untuk masuk ke arena. Turun dari shuttle car sempat blank juga dan masih bengong liat suasananya. Akhirnya kita putuskan untuk brunch dulu. Di dalam sini ada beberapa opsi tempat makan, yaitu Pasar Khatulistiwa dan Restoran Purbasari.

Pasar Khatulistiwa. Konsepnya food court. Banyak pilihan mulai dari pempek, otak-otak, batagor, ice cream whaffle, dimsum, kue pukis, aneka muffin, siomay dan aneka makanan khas nusantara lainnya. Semuanya enak. Harga berkisar 20rban. Belinya dengan sistem voucher. Voucher dari nominal 2500. Didalamnya ada minimarket yang menjual aneka oleh-oleh dan camilan khas bandung. Tempatnya nyaman. Bagi yang membawa anak kecil bisa main ke play ground atau memberi makan kelinci dengan HTM 50rb/anak. Betah. Setelah kenyang dari sini saya jalan-jalan lagi. Ternyata Ayah dan teman-temannya janjian ketemuan pukul 13.00 di Restoran Purbasari. Jam 12.30 Naura sudah mulai waktu ganti baju dan cuci muka. Saya bawa ke musholla sekalian sholat dzuhur dan selonjoraaan. Terlalu excited jadinya ga e=. Saran saya sebaiknya sholat ontime agar tidak terlalu antri. Musholla-nya bagus dan terawat. Sajadah plus mukenanya pun bersih. Pas pukul 13.00 saya dan suami menuju Restoran Purbasari.

Restoran Purbasari untuk minimal 6 orang selama 2 jam, 150rb/pax. Viewnya danau buatan dan pepohonan rindang. Sebaiknya reservasi dulu karena dijamin antri dan yang sudah di dalam Restoran pasti betah engga keluar-keluar. Restonya cocok buat yang mau relaksasi. Super recommended untuk keluarga besar. Makanannya saya suka. Porsinya cukup banyak. Bisa beli pakan ikan untuk mengisi waktu dan anak-anak pasti suka. Anak sibuk feeding ikan, ibu bisa sambil menyuapi. Ikan kenyang - anak kenyang - ibu happy :D.  Selanjutnya bisa sewa perahu untuk putar-putar di danau buatan. Saya lebih suka perahu sampan dayung. Karena perahu jenis donat ternyata kurang seru. Sambil menunggu teman Ayah yang lain, kami bertiga eksplorasi sekeliling restoran. Lalu satu persatu teman Ayah mulai datang dan kami bersilaruhami. Tetiba Naura mulai lelah dan mengantuk. Saya permisi dulu dan mencari tempat yang sepi. Saya pergi ke tenda-tenda di seberang danau. Naura akhirnya ketiduran sampe 40menit. Viewnya SubhanAllah.. Saya jadi pengen ajak orang tua saya kesana. Angin semilir dan hamparan tanaman hijau... Akhirnya jam 17.00 kami menuju Grand Royal Panghegar untuk beristirahat sebentar sebelum acara selanjutnya.



Grand Royal Panghegar. Sekitar 45 menit dari Dusun Bambu. Kamarnya sukaaa. Berlantai kayu parket dengan mini kitchen set serta ukuran yang cukup luas untuk 1 keluarga. Kamar mandi bath up tapi relatif sempit. Overall terbayar dengan kamar yang luas dengan tambahan sofa besar di sudut ruangan. Yang paling saya suka adalah adanya minimarket di lobby hotel, jadi saya bisa stock aneka camilan :D. Disini kiddos lagi-lagi sibuk feeding ikan. Lumayan anteng sambil Ayah Ibunya bersosialisasi. Lalu kita menuju ke Cafe Bali untuk makan malam.


Cafe Bali. Letaknya di Jalan Riau. Paling terkenal adalah nasi bebeknya. Tapi saya mencoba menu lain, nasi goreng seafood dan teh tarik. Enak. Kesengsem sama life music-nya. Suasananya cozy. Lebih baik reservasi karena tempatnya super ramai apalagi di malam minggu. Jam 11 akhirnya kami pulang setelah anak-anak mulai sedikit drama karena mengantuk. Saya pun sudah mulai sedikit encok haha. Niat pulang beli martabak manis diurungkan. Kemauan dan tenaga tak seiring sejalan.

Satu hari selesai. Keesokan harinya kami berenang di hotel dan makan pizza. Setelahnya kami berkumpul kembali dan foto bersama. Oia sepulang dari Bandung kita mampir ke RM Ciganea.

RM Ciganea ini letaknya di Jl Pemuda Purwakarta. Simply search RM Ciganea Purwakarta and you will find it. Suami saya sangat suka dengan sajian sambal mentahnya. Sandingkan saja dengan nasi hangat dan ayam goreng. Begitu saja. Rasanya sungguh aduhai. Setelah sekalian sholat Ashar kami lanjut pulang ke Depok.

Alhamdulillaaah weekend escape kali ini super happy...  

Sambal Goreng Krecek

Saya kenal sambal goreng krecek ketika mulai menikah dan sering diajak suami  makan gudeg. Dibandingkan gudegnya sendiri, saya lebih suka krecek yang disantap dengan opor ayam.

Resep ini saya peroleh dari Ibu teman saya. Praktis. Kuncinya adalah banyak cabai merah besar supaya warnanya menantang. Selain itu,luangkan waktu yang cukup ya. Karena untuk membuat kuahnya kental dan bumbu meresap, kita sebaiknya memasak dengan api kecil dengan waktu yang cukup lama.

Penambahan petai optional saja, karena suami saya kurang suka dengan krecek yang ditambahkan kacang merah, jadi saya ganti petai. Silahkan disesuaikan dengan selera ya.

Bahan:
  • 1 bungkus kulit krecek mentah 
  • Tahu putih, potong kotak kecil, goreng
  • Petai untuk taburan 
  • Air santan kental 65ml
  • Air 500m
  • 2sdm minyak untuk menumis
Bumbu:
  • Cabai merah besar 9btr
  • Cabai rawit kecil 5btr
  • Cabai rawit hijau 8btr
  • Bawang merah 4btr
  • Bawang putih 4btr
  • Kemiri sangrai 3btr
  • Lengkuas 4cm, iris dan geprek
  • Serai 3tangkai, geprek 
  • Jahe 2cm, geprek 
  • 4lbr daun jeruk purut
  • 2lbr daun salam 
  • 1sdt gula merah 
  • 1/2s sdt garam 
Cara Membuat: 
  1. Rendam kulit krecek dengan air kurang lebih 10 menit. Tiriskan. 
  2. Haluskan cabai merah besar, cabai rawit, bawang merah, bawang putih dan kemiri. Saya menghaluskan bumbu dengan blender. Agar rasa bumbu tetap maksimal, gunakan minyak untuk membantu blender menghaluskan air. 
  3. Tumis bumbu halus. Masukkan lengkuas, jahe, daun salam, daun jeruk purut dan serai. Tunggu harum. 
  4. Masukkan santan, air, gula merah dan garam. Tunggu mendidih. 
  5. Masukkan krecek. Kecilkan api. 
  6. Ketika air sudah mulai berkurang masukkan tahu dan cabai rawit hijau. 
  7. Tunggu hingga air mengental.
  8. Taburi pete sebelum disajikan.