Saturday 12 March 2016

Siomay Ikan Ayam

Siomay, makanan khas Bandung favorit saya. Suka dengan perpaduan bumbu kacangnya. Membuat siomay ternyata susah-susah gampang. Pertama kali mencobanya, siomay saya berakhir keras dan adonan tidak rata sehingga strukturnya tidak kenyal.

Oia saya lebih suka siomay tanpa kulit karna proses pembuatannya jauh lebih praktis dan tidak memakan waktu yang lama untuk mencetaknya. Terakhir kali saya membuat siomay dengan kulit sungguh menyisakan kenangan yang kurang mengenakkan. Karena saya kurang terampil maka saya habiskan waktu sekitar 1 1/2 jam untuk membungkusnya dengan kulit siomay. Oh.. tidak..


Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membuat siomay adalah:
  1. Gunakan ikan segar - agar aromanya terjaga. 
  2. Tambahkan daging ayam - agar kekenyalannya lebih pas.
  3. Gunakan tepung sagu tani - agar kekenyalannya lebih pas.
  4. Tambahkan lobak - agar siomay tidak keras saat dingin.
  5. Pastikan adonan teraduk rata. 
  6. Sebisa mungkin tidak menambahkan cairan apapun baik telur/santan/minyak. 
  7. Untuk hasil maksimal gunakan food processor. 
Untuk percobaan pertama, saya sarankan gunakan 1/2 resep dari takaran dibawah ya. Agar prosesnya tidak terlalu lama. Adonan dibawah akan menghasilkan kurang lebih 40 butir siomay. Simpan sisanya dalam wadah tertutup dalam freezer. Pastikan siomay dalam suhu ruang ketika memasukkannya ke dalam freezer. 

Bahan Siomay:
  • Daging ikan tengiri - 500gr (bisa juga menggunakan tuna)
  • Fillet ayam - 300gr
  • Lobak - 400gr
  • Tepung sagu tani - 400gr
  • Bawang putih 6btr
  • Merica 1 sdt
  • Garam 1 1/2 sdt
  • Gula pasir 1sdm
  • Daun bawang cincang halus 4sdm
  • Air untuk merebus 
  • Minyak goreng 1sdt
Cara Membuat: 
  1. Haluskan tepung sagu, lobak, bawang putih, merica, gula, garam. Sisihkan. 
  2. Haluskan ikan dan ayam. Lalu campurkan dengan dengan adonan bahan di step 1. 
  3. Masukkan daun bawang. Aduk dengan spatula. Tes rasa dulu ya.
  4. Didihkan air dalam panci besar. Masukkan minyak goreng. Kecilkan api hingga air tidak meletup. 
  5. Cetak adonan dengan sendok makan. Masukkan ke panci. Lakukan hingga adonan habis. 
  6. Rebus hingga adonan mengapung dan warna daun bawang layu. Kurleb 20menit. 
  7. Tiriskan. 
Bahan Bumbu Kacang:
  • Kacang tanah 150gr 
  • Bawang putih 4btr 
  • Cabai merah besar 6btr 
  • Gula merah 50gr 
  • Garam 1sdt 
  • Daun jeruk 6lbr
  • Air asam 50ml 
  • Air 600ml
Cara Membuat:
  1. Tumis bawang putih dan cabai merah. 
  2. Sangrai kacang tanah. 
  3. Blender semua bahan hingga halus + air. 
  4. Rebus hingga kacang mengental. Tes rasa.
  5. Taburkan bumbu kacang diatas siomay dengan tambahan jeruk limau, kecap dan saus sambal

Monday 29 February 2016

Sop Iga

Sop Iga termasuk salah satu menu yang tersaji di saat spesial saja. Entah saat ada tamu atau acara khusus seperti Lebaran. Membuatnya mudah, hanya perlu kesabaran dan meluangkan waktu yang cukup untuk menghasilkan kaldu yang nendang dan berhiaskan minyak dari tulang iga.

Pastikan saat membeli pilih tulang iga yang masih cukup banyak dagingnya ya. Estimasi proses pembuatan hingga kaldu yang optimal 40 menit dengan presto atau 4jam tanpa presto. Bayangkan!!! Jadi harus super suabaaar. Bisa disambi sambil seterika mungkin :D


Bahan:
  • Tulang Iga 500gr, cuci bersih
  • Air 1lt
  • Wortel 150gr
  • Buncis 100gr
  • Kembang kol 100gr
  • Bawang bombay 1btr, cincang 
Bumbu Halus:
  • Bawang merah, 2btr
  • Bawang putih, 3btr
  • Merica bubuk 1/2 sdt
  • Garam 1/2 sdt
  • Gula 1 sdt
  • Jahe 2cm, keprek
Taburan:
  • Daun bawang 5sdm, iris halus
  • Bawang goreng, 2sdt
  • Tomat 1btr
  • Jeruk limau, 1btr
Cara Membuat:
  1. Panaskan air. Iris daging iga sesuai selera. 
  2. Rebus daging iga. 20menit dengan presto atau 3jam api sedang tanpa presto. 
  3. Tumis bumbu halus sampe harum. Saya suka menambahkan mentega dalam tumisan.
  4. Masukkan tumisan bumbu ke panci. Biarkan hingga 10menit. 
  5. Masukkan irisan wortel dan buncis. Tunggu sampe sayur matang. Check rasa ya.
  6. Masukkan daun bawang, bawang goreng dan tomat iris.
  7. Taburi dengan jeruk limau.
  8. Sajikan hangat ya. 

Sunday 28 February 2016

Steamed Macaroni Schotel

I’ve been challenged by my English teacher, Hank, to have English post in this blog. Haha.. Even I’m not really confidence, I decided to make it. At least to encourage myself. Pardon my grammar. Experience is the best teacher, isn’t it? Glad if you could understand what I’m trying to talk about haha.

The easiest way to start English post is by this steamed macaroni schotel recipe. One of the most simple recipe I’ve ever tried. So effortless. I used to make it in a large portion, keep it in refrigerator, then eat it anytime I want or take a portion for breakfast at office.


Rainy season has coming... Having a lot of food stock is better, right? Don’t let your stomach empty :D

Ingredients:
  • Macaroni 200gr (2 handfuls)
  • Water 500ml
  • Oil 1/3 teaspoon
  • Plain milk 500ml
  • Smoked beef 150gr
  • Egg 1pcs
  • Garlic 3pcs
  • Cheddar cheese 40gr. Shred it (you can skip it if you want)
  • Butter 1spoon
  • Salt 1/3 teaspoon
  • Sugar ½ teaspoon
  • Pepper ½ teaspoon
  • Corn flour 1 ½ teaspoon + 30ml water

How to:
  1. Boil water. Put oil into it. Put macaroni into it. Wait until the macaroni well cooked. Drain the pasta. 
  2. Mince garlic. Mince smoked beef. 
  3. Heat the butter. Put minced garlic into it. Wait until it smells good.
  4. Put minced smoked beef into it. Wait until it smells good.
  5. In a large bowl, mix the pasta + milk + egg + stir fried garlic & smoked beef + cheese + salt sugar pepper + corn flour. Mix them well. You can add cheese onto it if you want. Taste check.
  6. Steam it for 20minutes. Tadaaa!!

Thursday 28 January 2016

Another Weekend Escape at Bandung

Weekend kemarin ada acara Family Gathering kantor Ayah. Dan kita jalan-jalan ke Dusun Bambu Bandung. Yeaaaaay..

Berangkat pagi dan jam 07.05 uda masuk tol Jagorawi. Pagi itu hujan gerimis. Suasana mendukung buat bobo-boco cantik sebenarnya. Jalanan super sepi. Naura tidur lelap.

Thanks to Gmaps, kita sampe ke Dusun Bambu jam 10.00 melewati jalan setapak kecil dan lumayan berliku. Di jalanan sempat ngiler ngeliat jualan jajanan bandung mulai dari Bakso Cuanki, Cakuwe sampe Lumpia Basah. Pagi-pagi begitu liat ada yang anget-anget berasa pengen mampir sebentar. Andai Naura uda bangun pasti saya duduk manis di kedai-kedai itu. Suasananya super sejuuuk. Cerah tapi engga panas. Jadi  klo ajak anak kecil kesini saran saya pake baju panjang tapi dari bahan yang nyaman ya.

Habis dari tempat parkir kita langsung ke pintu masuk. Uang parkir mobil 15rb. Tiket/orang 15rb untuk diatas 2thn. Setelahnya, kita menggunakan shuttle car yang unyu untuk masuk ke arena. Turun dari shuttle car sempat blank juga dan masih bengong liat suasananya. Akhirnya kita putuskan untuk brunch dulu. Di dalam sini ada beberapa opsi tempat makan, yaitu Pasar Khatulistiwa dan Restoran Purbasari.

Pasar Khatulistiwa. Konsepnya food court. Banyak pilihan mulai dari pempek, otak-otak, batagor, ice cream whaffle, dimsum, kue pukis, aneka muffin, siomay dan aneka makanan khas nusantara lainnya. Semuanya enak. Harga berkisar 20rban. Belinya dengan sistem voucher. Voucher dari nominal 2500. Didalamnya ada minimarket yang menjual aneka oleh-oleh dan camilan khas bandung. Tempatnya nyaman. Bagi yang membawa anak kecil bisa main ke play ground atau memberi makan kelinci dengan HTM 50rb/anak. Betah. Setelah kenyang dari sini saya jalan-jalan lagi. Ternyata Ayah dan teman-temannya janjian ketemuan pukul 13.00 di Restoran Purbasari. Jam 12.30 Naura sudah mulai waktu ganti baju dan cuci muka. Saya bawa ke musholla sekalian sholat dzuhur dan selonjoraaan. Terlalu excited jadinya ga e=. Saran saya sebaiknya sholat ontime agar tidak terlalu antri. Musholla-nya bagus dan terawat. Sajadah plus mukenanya pun bersih. Pas pukul 13.00 saya dan suami menuju Restoran Purbasari.

Restoran Purbasari untuk minimal 6 orang selama 2 jam, 150rb/pax. Viewnya danau buatan dan pepohonan rindang. Sebaiknya reservasi dulu karena dijamin antri dan yang sudah di dalam Restoran pasti betah engga keluar-keluar. Restonya cocok buat yang mau relaksasi. Super recommended untuk keluarga besar. Makanannya saya suka. Porsinya cukup banyak. Bisa beli pakan ikan untuk mengisi waktu dan anak-anak pasti suka. Anak sibuk feeding ikan, ibu bisa sambil menyuapi. Ikan kenyang - anak kenyang - ibu happy :D.  Selanjutnya bisa sewa perahu untuk putar-putar di danau buatan. Saya lebih suka perahu sampan dayung. Karena perahu jenis donat ternyata kurang seru. Sambil menunggu teman Ayah yang lain, kami bertiga eksplorasi sekeliling restoran. Lalu satu persatu teman Ayah mulai datang dan kami bersilaruhami. Tetiba Naura mulai lelah dan mengantuk. Saya permisi dulu dan mencari tempat yang sepi. Saya pergi ke tenda-tenda di seberang danau. Naura akhirnya ketiduran sampe 40menit. Viewnya SubhanAllah.. Saya jadi pengen ajak orang tua saya kesana. Angin semilir dan hamparan tanaman hijau... Akhirnya jam 17.00 kami menuju Grand Royal Panghegar untuk beristirahat sebentar sebelum acara selanjutnya.



Grand Royal Panghegar. Sekitar 45 menit dari Dusun Bambu. Kamarnya sukaaa. Berlantai kayu parket dengan mini kitchen set serta ukuran yang cukup luas untuk 1 keluarga. Kamar mandi bath up tapi relatif sempit. Overall terbayar dengan kamar yang luas dengan tambahan sofa besar di sudut ruangan. Yang paling saya suka adalah adanya minimarket di lobby hotel, jadi saya bisa stock aneka camilan :D. Disini kiddos lagi-lagi sibuk feeding ikan. Lumayan anteng sambil Ayah Ibunya bersosialisasi. Lalu kita menuju ke Cafe Bali untuk makan malam.


Cafe Bali. Letaknya di Jalan Riau. Paling terkenal adalah nasi bebeknya. Tapi saya mencoba menu lain, nasi goreng seafood dan teh tarik. Enak. Kesengsem sama life music-nya. Suasananya cozy. Lebih baik reservasi karena tempatnya super ramai apalagi di malam minggu. Jam 11 akhirnya kami pulang setelah anak-anak mulai sedikit drama karena mengantuk. Saya pun sudah mulai sedikit encok haha. Niat pulang beli martabak manis diurungkan. Kemauan dan tenaga tak seiring sejalan.

Satu hari selesai. Keesokan harinya kami berenang di hotel dan makan pizza. Setelahnya kami berkumpul kembali dan foto bersama. Oia sepulang dari Bandung kita mampir ke RM Ciganea.

RM Ciganea ini letaknya di Jl Pemuda Purwakarta. Simply search RM Ciganea Purwakarta and you will find it. Suami saya sangat suka dengan sajian sambal mentahnya. Sandingkan saja dengan nasi hangat dan ayam goreng. Begitu saja. Rasanya sungguh aduhai. Setelah sekalian sholat Ashar kami lanjut pulang ke Depok.

Alhamdulillaaah weekend escape kali ini super happy...  

Sambal Goreng Krecek

Saya kenal sambal goreng krecek ketika mulai menikah dan sering diajak suami  makan gudeg. Dibandingkan gudegnya sendiri, saya lebih suka krecek yang disantap dengan opor ayam.

Resep ini saya peroleh dari Ibu teman saya. Praktis. Kuncinya adalah banyak cabai merah besar supaya warnanya menantang. Selain itu,luangkan waktu yang cukup ya. Karena untuk membuat kuahnya kental dan bumbu meresap, kita sebaiknya memasak dengan api kecil dengan waktu yang cukup lama.

Penambahan petai optional saja, karena suami saya kurang suka dengan krecek yang ditambahkan kacang merah, jadi saya ganti petai. Silahkan disesuaikan dengan selera ya.

Bahan:
  • 1 bungkus kulit krecek mentah 
  • Tahu putih, potong kotak kecil, goreng
  • Petai untuk taburan 
  • Air santan kental 65ml
  • Air 500m
  • 2sdm minyak untuk menumis
Bumbu:
  • Cabai merah besar 9btr
  • Cabai rawit kecil 5btr
  • Cabai rawit hijau 8btr
  • Bawang merah 4btr
  • Bawang putih 4btr
  • Kemiri sangrai 3btr
  • Lengkuas 4cm, iris dan geprek
  • Serai 3tangkai, geprek 
  • Jahe 2cm, geprek 
  • 4lbr daun jeruk purut
  • 2lbr daun salam 
  • 1sdt gula merah 
  • 1/2s sdt garam 
Cara Membuat: 
  1. Rendam kulit krecek dengan air kurang lebih 10 menit. Tiriskan. 
  2. Haluskan cabai merah besar, cabai rawit, bawang merah, bawang putih dan kemiri. Saya menghaluskan bumbu dengan blender. Agar rasa bumbu tetap maksimal, gunakan minyak untuk membantu blender menghaluskan air. 
  3. Tumis bumbu halus. Masukkan lengkuas, jahe, daun salam, daun jeruk purut dan serai. Tunggu harum. 
  4. Masukkan santan, air, gula merah dan garam. Tunggu mendidih. 
  5. Masukkan krecek. Kecilkan api. 
  6. Ketika air sudah mulai berkurang masukkan tahu dan cabai rawit hijau. 
  7. Tunggu hingga air mengental.
  8. Taburi pete sebelum disajikan. 

Monday 3 August 2015

Mie Tek Tek

Mie tek tek ini hidangan favorit Ibu saya. Karena udara Malang yang dingin, maka sajian ini cocok dengan suasana yang ada. Sajikan hangat dengan banyak taburan rawit cincang dan bawang goreng. Sempurna! Makanlah beramai-ramai agar lebih nikmat.
Bahan:
  • Mie telur 1bungkus
  • Air 1ltr untuk kuah
  • Air 500ml untuk merebus mie
  • Minyak goreng untuk menumis
  • Ayam fillet 200gr. Cincin. 
  • Udang kupas kulitnya 150gr
  • Telur 1btr. Buat orak-arik. Sisihkan. 
  • Tomat 1btr.
  • Bawang putih 3btr
  • Bawang merah 2btr
  • Kemiri 2btr
  • Merica 1/2 sdt
  • Garam 1 sdt
  • Gula 1,5sdt
  • Kecap manis 1sdm
  • Saus pedas 1sdt
Taburan:
  • Sawi hijau satu ikat. Potong. Rebus sebentar. Sisihkan. 
  • Kembang kol. Iris halus. Rebus sebentar. Sisihkan. 
  • Cabai rawit cincang
  • Bawang goreng
  • Daun bawang
Cara Membuat: 
  1. Didihkan air 500ml. Beri 3 tetes minyak goreng. Masukkan mie telur. Tunggu lunak. Angkat dan tiriskan . 
  2. Haluskan bumbu: Bawang merah, bawang putih, kemiri, merica
  3. Panaskan minyak. Tumis bumbu. Tunggu harum.
  4. Masukkan ayam dan udang. Tunggu matang.
  5. Masukkan air 1ltr. Tunggu hampir mendidih. Masukkan gula garam saus kecap.
  6. Tunggu air agak berkurang. Masukkan telur orak arik dan tomat. Koreksi rasa. 
Cara Penyajian:
  1. Siapkan mangkuk
  2. Letakkan mie satu porsi  makan
  3. Diatasnya letakkan sawi dan kembang kol rebus
  4. Beri kuah
  5. Taburi bawang goreng, daun bawang dan rawit
  6. Tambahkan bakso jika suka

Sunday 19 July 2015

Kastengel!!

Yuhuuuuuu... Cookies untuk lebaran kali ini adalah si keju kastengel. Cookies favorit suami nih! Alhamdulillah cookiesnya habis sebelum lebaran hahaha. Dan ga sempat kefoto pas uda dimasukin topples bening itu. Masih di taruh di storage container. Untung masih sempat kefoto ya. Terus ujungnya pas lebaran kita malah nyemil keripik n makaroni gandum pedas :D

Kastengel is super easy loh sebenarnya. Malesnya adalah beli keju edam yang harganya 3x lipat keju cheddar. Tapi kalo uda ngerasain hasilnya, penggunaan keju edam ini memang mutlak. Gurihnya bangeeeets. Bisa ditambahkan garam bagi yang suka kastengel asin. Saya suka bentuk kotak. Kayanya kok kastengel banget gitu ya klo kotak. Classic.

Bahan: 
  • Keju edam 250gr
  • Keju cheddar 50gr
  • Mentega 200gr
  • Butter 100gr
  • Kuning telur 2 btr
  • Putih telur 1btr
  • Tepung terigu 300gr (saya pakai kunci biru) 
  • Tepung maizena 100gr
  • Susu bubuk 27gr (1sachet susu bubuk kemasan) 
  • Vanila bubuk 1sdt
  • Garam 1sdt
Bahan olesan: 
  • Keju cheddar parut memanjang 40gr
  • Kuning telur 1btr
Cara Membuat: 
  1. Parut keju. Sisihkan.
  2. Campur semua bahan kering. Ayak. Sisihkan. 
  3. Mixer mentega dengan telur. Masukkan satu-satu jangan berbarengan agar adonan tidak menggumpal. 
  4. Masukkan keju. Mixer kecepatan rendah.
  5. Masukkan bahan kering sedikit demi sedikit. Aduk dengan spatula.
  6. Giling adonan dengan penggilas. Tebal 0.5cm. Potong ukuran sama atau gunakan cetakan.
  7. Letakkan di loyang, lapisi kuning telur dan keju.
  8. Panaskan oven. Panggang dengan suhu 190C selama kurleb 15menit. 
Tips: 
  1. Agar menghemat waktu, sebaiknya disiapkan beberapa loyang yang diatasnya dialasi dengan kertas roti. Satu resep ini terbagi menjadi 9 loyang ukuran standard. Kertas roti membuatnya mudah diangkat setelah proses oven. 
  2. Adonan akan mengembang sekitar 30% saat di oven. Jadi sesuaikan ketebalannya dengan selera. Kastengel yang terlalu tipis kurang cantik saat disajikan. 
  3. Bagi yang suka kastengel crunchy, waktu pemanggangan bisa ditambahkan sedikit. 
  4. Agar proses lebih efisien. Cetaklah dulu semua adonan di loyang. Baru kemudian olesi dengan kuning dan taburi dengan keju.